PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
VoIP merupakan teknologi yang
dapat melakukan panggilan suara, video dan data melalui jaringan internet.
Teknologi ini dapat diterapkan untuk memanfaatkan jaringan internet yang ada
selain hanya untuk sekedar mentransmisikan sinyal suara dengan mengubahnya ke
dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirim
dengan menggunakan platform IP
(Internet Protokol). Tekonologi VoIP ini tumbuh dengan cepat dan populer karena
dapat membuat biaya panggilan telepon menjadi lebih murah bila dibanding dengan
menggunakan jaringan PSTN. Tetapi dalam pengembangannya, VoIP mengalami kendala
untuk membuat kualitas VoIP setara dengan PSTN. [1]
Semakin besarnya pengguna
layanan VoIP, menuntut sebuah server
yang memiliki spesifikasi sumber daya yang cukup tinggi. Karena, selain faktor
bandwith, dalam sistem VoIP performa server
sangat berpengaruh pada kualitas service
VoIP yang dihasilkan. Semakin besarnya spesifikasi sebuah server VoIP, maka semakin bagus pula kualitas layanan yang
dihasilkan. Parameter kualitas layanan VoIP, dapat diukur dari delay, jitter, packet loss, dan mos yang
terjadi pada saat server VoIP
digunakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada
penulisan ini akan Membuat Sebuah Sever VoIP, sebagai solusi untuk meningkatkan QoS (Quality of Services) dari sebuah layanan VoIP dengan server tunggal. Setelah itu, akan dilakukan perbandingan terhadap
QoS (Quality of Services) yang dihasilkan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas dapat
disimpulkan beberapa, pokok permasalahan yaitu :
1. Bagaimana
spesifikasi kebutuhan perangkat keras yang digunakan untuk membangun server
VoIP, agar mampu menangani banyak panggilan.
2. Bagaimana
pengaruh performa server terhadap QoS (Quality
of Service) yang dihasilkan dari sebuah layanan VoIP.
1.3
Batasan
Masalah
Batasan masalah digunakan agar
penelitian dalam penulisan ini menjadi lebih fokus dan terarah. Berikut adalah
batasan masalah yang ada pada pembuatan penulisan ini.
1.
Aplikasi
server VoIP yang digunakan adalah Asterisk.
2.
Sistem
operasi yang digunakan untuk server
adalah Linux Debian 6.
3.
Aplikasi
untuk menghubungkan perangkat server
dengan client yaitu Virtual Box.
4.
Sistem
operasi yang digunakan untuk client
yaitu adalah Windows 7.
5.
Softphone yang digunakan adalah X-Lite versi 3.
1.4
Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan
penulisan ini adalah.
1.
Membangun
server VoIP berbasis wireless dengan menggabungkan beberapa
komputer dengan spesifikasi yang rendah.
2.
Meningkatkan
performa server VoIP tunggal dengan wireless, untuk meningkatkan QoS (Quality of services) yang dihasilkan layanan VoIP.
3.
Menghubungkan
perangkat komputer dengan perangkat komputer agar dapat berkomunikasi satu sama lain di
jaringan VoIP.
1.5
Metode Penelitian
Dalam penyusunan penulisan
ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Pada metode ini penulis
mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan VoIP dan referensi-referensi yang diperlukan untuk
menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
1.6
Perencanaan dan Analisis
Tahap awal yang dilakukan oleh
penulis adalah merencanakan konsep dasar dan protoype dari aplikasi serta
menganalisis hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi menggunakan Cisco Packet Tracer.
1.6.1 Perancangan Umum
Dalam tahap ini, penulis akan melakukan
perancangan tampilan dari VoIP yang akan dibuat. Dalam merancang program ini,
penulis menggunakan flowchart untuk
menggambarkan alur dari panggilan VoIP untuk mempermudah dalam pembuatan VoIP.
1.6.2 Implementasi
Penulis mengimplementasikan hasil
rancangan ke dalam sistem operasi debian sebagai server dan windows 7 sebagai client,
sedangkan software yang digunakan untuk server
adalah asterisk dan untuk client yaitu Softphone X-Lite.
1.6.3 Uji
Coba
Tahap ini adalah tahap akhir dari
pembuatan VoIP yaitu dengan mencoba jaringan VoIP yang telah dibuat pada
beberapa sampel client bersistem
operasi Windows 7.
1.7
Sistematika
Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan ini adalah :
1. BAB I
: PENDAHULUAN, yaitu berisi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sitematika Penulisan.
2. BAB
II : PEMBAHASAN, yaitu berisi tentang cara penginstalan perangkat lunak,
software penunjang VoIP, cara menggunakan program VoIP pada Softphone X-Lite. Membahas prinsip kerja aplikasi, menjalankan
aplikasi, konfigurasi dan hasil program yang telah dikerjakan serta analisa
dari sistem yang sudah dibuat tentang prinsip kerja VoIP.
3. BAB
III : PENUTUP, yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran untuk keperluan
penerapan maupun penulisan selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN
2.1 Perancangan Jaringan VoIP
VoIP dapat ditempatkan pada berbagai topologi jaringan,
untuk merancang sebuah topologi yang tepat pada jaringan VoIP terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain: lokasi, jarak, dan biaya. Semua
kemungkinan yang akan terjadi haruslah difikirkan oleh admin jaringan tersebut
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dalam perancangan jaringan VoIP sederhana,
penulis menggunakan topologi vlan dengan menggunakan tiga buah perangkat keras
(hardware), dimana satu unit laptop
difungsikan sebagai server yang
menggunakan asterisk, lalu satu perangkat handphone sebagai client dan sebuah jaringan wireless
(modem).
2.2 Flowchart Jaringan VoIP
Untuk mempermudah penjelasan dari proses call, flowchart
pada gambar dibawah menjelaskan bagaimana langkah-langkah untuk menghubungi
user yang lain.
Gambar 3.1 :Flowchart Proses Call
Pertama-tama tentukan dahulu protokol apa yang akan
digunakan, di sini menggunakan protokol SIP. Bila memilih SIP maka menggunakan
softphone X-Lite. Kemudian adalah pengisian account pada masing-masing
softphone, jika sesuai dengan database pada server VoIP maka user tersebut
telah berhasil melakukan registrasi, sebaliknya jika salah maka akan timbul
peringatan error pada layar softphone dan user tersebut harus melakukan
pengisian account kembali sampai data tersebut sesuai dengan data yang ada pada
server VoIP.
Setelah berhasil melakukan registrasi maka softphone siap
untuk digunakan untuk menghubungi user lainnya. Implement merupakan tahap
dimana hasil analisa dan perencaan yang telah dibuat diterapkan, tahapan ini
meliputi instalasi, konfigurasi terhadap rancangan topologi yang sudah di buat.
Setelah itu memasuki tahapanOperate dimana dalam tahapan ini dilakukan
pengujian sesuai dengan parameter.
2.3 Instalasi, Konfigurasi Server dan Client Jaringan VoIP
Implementasi sederhana yang dapat dilakukan dari aplikasi
VoIP adalah melakukan komunikasi antar komputer menggunakan softphone dan
headset yang dilengkapi dengan mikrofon dan speaker.
- Langkah selanjutnya adalah konfigurasi
asterisk pada debian, yaitu kita akan menambahkan user/account dari server
voip yang kita gunakan. Untuk melakukan konfigurasi dan menambahkan
account ketikan perintah nano /etc/asterisk/sip.conf.
Gambar
3.25 :Konfigurasi Asterisk
- Kemudian kita akan menambahkan extension
dari user/account yang sudah kita buat. Untuk menambahkan extension
lakukan konfigurasi pada file nano /etc/asterisk/extension.conf.
Gambar 3.26 :Konfigurasi Exten di Asterisk
- Setelah melakukan konfigurasi langkah
terakhir yaitu melakukan restart pada packet yang kita konfigurasi, agar
konfigurasi yang kita lakukan terupdate/sukses. Untuk melakukan restart
packet asterisk ketikan perintah service asterisk restart.
Gambar
3.27 :Restart Asterisk
2.3.1 Konfigurasi Asterisk
Pada Debian (Client)
1
Konfigurasi
X-Lite, pada tahap ini akan dilanjutkan bagaimana cara untuk melakukan
konfigurasi X-Lite yang telah terinstall pada komputer. Buka program X-Lite,
setelah itu tekan tombol Account Setting. Isi konfigurasi User SIP Extensions
seperti berikut , setelah itu tekan tombol OK
Gambar 3.31 :Konfgurasi X-Lite Client
Keterangan :
·
Account
name : SIP Extension yang dibuat.
·
User ID
: Sama Seperti Account name, digunakan untuk Registration.
·
Domain :
Alamat IP Address.
·
Password
: Secret SIP Extension yang dibuat.
·
Display
name : Sama seperti Account name
·
Authorization
name : Sama Seperti Account name
2
Apabila
registration berhasil maka akan muncul keterangan “Account enabled". The
Phone is ready” dan X-Lite dapat digunakan untuk melakukan panggilan.
Gambar
3.32 :X-Lite Siap Digunakan
2.4 Pengujian Jaringan VoIP
Pengujian ini
bertujuan untuk melihat kehandalan komunikasi antar user, dimana tiga client
di satu jaringan dengan server VoIPnya yang digunakan pada sistem berupa
softphone. Tiga buah client memiliki ID dan nama client, setiap client
dapat saling melakukan panggilan dengan memasukan nomor account dari
masing-masing client yang akan
dihubungi. Berikut ini adalah tabel client
yang sudah ditambahkan pada server
VoIP beserta keterangan pemakaian setiap user
pada komponen hardware-nya beserta jalur koneksi yang digunakannya.
No
|
Nomer Client
|
Nama Client
|
Keterangan
|
1
|
123
|
123
|
Laptop dengan softphone X-lite dan koneksinya
menggunakan IP Lokal
|
2
|
234
|
234
|
Laptop dengan softphone X-lite dan koneksinya
menggunakan modem
|
3
|
345
|
345
|
Laptop dengan softphone X-lite dan koneksinya
menggunakan modem
|
Tabel 3.1 Daftar client
Setelah
melakukan pengujian panggilan pada client hasil dari pembahasan pengujian
tersebut adalah:
1.
Pengujian
Client
a.
VoIP
Client sudah terinstal dengan benar, dikarenakan program VoIP Client yaitu X-Lite 3 (Softphone) bisa dijalankan dan
dikonfigurasi.
b.
VoIP
Client sudah ter-register ke server, dikarenakan softphone akan muncul username
dan status ready lalu softphone bisa melakukan panggilan dan menerima
panggilan.
2.
Pengujian
Panggilan antar Client
a.
Untuk
pengujian panggilan antar client dilakukakan beberapa panggilan
b.
Untuk pengujian Delay Jitter dan Packet Loss.
2.5 Hasil dan Pembahasan Jaringan VoIP
Pada
sistem yang telah diimplementasikan, dilakukan beberapa pengujian untuk melihat
apakah sistem berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengujian parameter-parameter yang mempengaruhi adalah Quality of Service (QoS), beberapa
parameter yang mempengaruhi QoS yaitu delay,
jitter, dan packetloss diuji
dengan standar ITU-T :
1.
Delay - Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung dari
saat pengiriman oleh transmitter sampai saat diterima oleh receiver. Standar maksimum delay yang direkomendasikan dalam Delay (harus ≤150 ms, ITU-T G.114)
Tabel 3.2 Kategori Besar Delay
|
||
Kategori
|
Besar Delay
|
|
Sangat Bagus
|
<
9 ms
|
|
Bagus
|
10 ms s/d 50 ms
|
|
Jelek
|
51 ms s/d 450 ms
|
|
Sangat Jelek
|
> 451 ms
|
2.
Jitter - Merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal
tujuan. Standar maksimum Jitter harus ≤ 75 ms, ITU-T Y.1541
Tabel 3.3 Kategori Besar Jitter
Kategori
|
Besar Jitter
|
|
Sangat Bagus
|
0 ms
|
|
Bagus
|
1
ms s/d
|
75 ms
|
Jelek
|
76
ms s/d
|
125 ms
|
Sangat Jelek
|
> 126 ms
|
3.
Packet loss - Merupakan banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi ke
tujuan. Berdasarkan Packet loss harus ≤ 5 %, ITU-T Y.1541
Status
|
Rata-rata
(Delay)
|
Rata-rata
(Jitter)
|
Rata-rata
(Packet Loss)
|
|
123 ke 234
|
Berhasil
|
20 ms
|
0.69 ms
|
60.29%
|
123 ke 345
|
Berhasil
|
22 ms
|
2.01 ms
|
0%
|
234 ke 345
|
Berhasil
|
19 ms
|
2.44 ms
|
0%
|
Tabel 3.4 Kategori Besar Packet
Loss
Kategori
|
Besar Packet Loss
|
Sangat Bagus
|
0 %
|
Bagus
|
1 % s/d 5 %
|
Jelek
|
6
% s/d 15 %
|
Sangat Jelek
|
>
16 %
|
Tabel 3.5 Daftar Hasil Pengujian
Panggilan
Dari
tabel 3.5 diatas dapat dianalisis pengujian panggilannya sebagai berikut:
a.
Pengujian Delay
Dari
hasil pengujian panggilan dari nomor 123 ke 234 ataupun panggilan dari 123 ke
345 untuk nilai delay berbeda. Begitu
juga pada saat panggilan call dari
234 ke 345 mengalami kenaikan dan penurunan nilai delay yang cukup signifikan. Tetapi nilai delay dari hasil keduanya masih menumenuhi nilai delay standar yang direkomendasikan oleh
ITU yaitu dibawah 150 ms.
Perbedaan
nilai rata-rata delay pada panggilan
antar jaringan yang berbeda atau sama disebabkan oleh packetization delay yaitu waktu yang diperlukan untuk pembentukan
paket IP dari source informasi
(pengirim) dan media transmisi seperti
koneksi jaringan yang sangat berpengaruh dan juga besarnya bandwidth yang di pakai dari tiap jaringan.
b.
Pengujian Jitter
Dari hasil pengujian panggilan dari nomor 123 ke nomor 234 ataupun
panggilan dari nomor 123 ke nomor 345 dan panggilan dari 234 ke 345 panggilan
yang diperoleh bahwa rata-rata jitter
yang dihasilkan berbeda. Hal ini berarti bahwa dengan adanya traffic lain pada jaringan dan bandwidth juga sangat berpengaruh
terhadap proses panggilan. Terlihat bahwa dari hasil pengujian dan perhitungan keseluruhan, penghasilkan jitter hampir sama yaitu mendekati 0
akan tetapi ketika panggilan antara nomer 234 ke 345 nilai jitter
nya bertambah. Hal ini disebabkan proses komunikasi melewati background traffic berbeda pada jaringan
yang di lalui paket SIP.
c.
Pengujian Packet Loss
Pada semua komunikasi VoIP baik antar sesama jaringan maupun berbeda
jaringan, packet loss yang dihasilkan
hampir semua mendekati 0% dan ini memenuhi nilai standar yang direkomendasikan
ITU 5 %. Walaupun melebihi standar, itu diakibatkan karena jaringan yang lambat
bisa di karenakan bandwidth yang
kecil atau banyaknya koneksi jaringan yang dipakai pada saat proses panggilan.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa VoIP adalah Protocol Teknologi yang menjadikan media
internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung.
Kualitas suara VoIP dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu kapasitas
bandwidth, tingkat hilang paket dan waktu tunda yang terjadi di dalam jaringan.
Kapasitas bandwidth
adalah ketersediaan sumber daya jaringan dalam bentuk lebar pita yang digunakan
untuk mentransmisikan data paket. Tingkat hilang paket adalah parameter yang
menyatakan besarnya laju kesalahan yang terjadi sepanjang jalur pengiriman data
paket dari pengirim ke penerima. Waktu tunda adalah parameter yang menyatakan
rentang waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket dari pengirim ke
penerima.
3.2 Saran
Dengan segala potensi
yang ada terutama sekali biaya yang relatif murah untuk percakapan jarak jauh,
VoIP sangat berpotensi dikembangkan. Paradigma bahwa PSTN adalah inti dari
jaringan suara harus dirubah bahwa telepon analog biasa adalah bagian dari IP
Telephony, yang mengakibatkan perkembangan IPTelePhony akan jauh berkembang
dengan pesat dibandingkan telepon analog biasa. Penggabungan jaringan tanpa
dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran
DAFTAR PUSTAKA
[1] Purbo,
Onno W.2007.Cikal Bakal “Telkom Rakyat” (Panduan Lengkap Seting VoIP).
[2] Hidayat.2009.Teknologi Voice over
Internet Protocol (VoIP) di
Indonesia.Palembang: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya.
[3] Lusiana,
Wiwin.2009.Membangun Server VoIP Berbasis Asterisk dengan Sistem Operasi Ubuntu
9.04. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar