Senin, 21 Januari 2019

Membangun Sebuah Server VoIP




BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

VoIP merupakan teknologi yang dapat melakukan panggilan suara, video dan data melalui jaringan internet. Teknologi ini dapat diterapkan untuk memanfaatkan jaringan internet yang ada selain hanya untuk sekedar mentransmisikan sinyal suara dengan mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirim dengan menggunakan platform IP (Internet Protokol). Tekonologi VoIP ini tumbuh dengan cepat dan populer karena dapat membuat biaya panggilan telepon menjadi lebih murah bila dibanding dengan menggunakan jaringan PSTN. Tetapi dalam pengembangannya, VoIP mengalami kendala untuk membuat kualitas VoIP setara dengan PSTN.  [1]
Semakin besarnya pengguna layanan VoIP, menuntut sebuah server yang memiliki spesifikasi sumber daya yang cukup tinggi. Karena, selain faktor bandwith, dalam sistem VoIP performa server sangat berpengaruh pada kualitas service VoIP yang dihasilkan. Semakin besarnya spesifikasi sebuah server VoIP, maka semakin bagus pula kualitas layanan yang dihasilkan. Parameter kualitas layanan VoIP, dapat diukur dari delay, jitter, packet loss, dan mos yang terjadi pada saat server VoIP digunakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada penulisan ini akan Membuat Sebuah Sever VoIP, sebagai solusi untuk meningkatkan QoS (Quality of Services) dari sebuah layanan VoIP dengan server tunggal. Setelah itu, akan dilakukan perbandingan terhadap QoS (Quality of Services) yang dihasilkan.

1.2        Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa, pokok permasalahan yaitu :
1.     Bagaimana spesifikasi kebutuhan perangkat keras yang digunakan untuk membangun server VoIP, agar mampu menangani banyak panggilan.
2.   Bagaimana pengaruh performa server terhadap QoS (Quality of Service) yang dihasilkan dari sebuah layanan VoIP.

1.3        Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan agar penelitian dalam penulisan ini menjadi lebih fokus dan terarah. Berikut adalah batasan masalah yang ada pada pembuatan penulisan ini.
1.     Aplikasi server VoIP yang digunakan adalah Asterisk.
2.     Sistem operasi yang digunakan untuk server adalah Linux Debian 6.
3.     Aplikasi untuk menghubungkan perangkat server dengan client yaitu Virtual Box.
4.     Sistem operasi yang digunakan untuk client yaitu adalah Windows 7.
5.     Softphone yang digunakan adalah X-Lite versi 3.

1.4        Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan penulisan ini adalah.
1.     Membangun server VoIP berbasis wireless dengan menggabungkan beberapa komputer dengan spesifikasi yang rendah.
2.     Meningkatkan performa server VoIP tunggal dengan wireless, untuk meningkatkan QoS (Quality of services) yang dihasilkan layanan VoIP.
3.     Menghubungkan perangkat komputer dengan perangkat komputer agar dapat berkomunikasi satu sama lain di jaringan VoIP.

1.5         Metode Penelitian

Dalam penyusunan penulisan ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Pada metode ini penulis mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan VoIP dan referensi-referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini.

1.6         Perencanaan dan Analisis

            Tahap awal yang dilakukan oleh penulis adalah merencanakan konsep dasar dan protoype dari aplikasi serta menganalisis hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi menggunakan Cisco Packet Tracer.

1.6.1  Perancangan Umum

            Dalam tahap ini, penulis akan melakukan perancangan tampilan dari VoIP yang akan dibuat. Dalam merancang program ini, penulis menggunakan flowchart untuk menggambarkan alur dari panggilan VoIP untuk mempermudah dalam pembuatan VoIP.

1.6.2    Implementasi

            Penulis mengimplementasikan hasil rancangan ke dalam sistem operasi debian sebagai server dan windows 7 sebagai client, sedangkan software yang digunakan untuk server adalah asterisk dan untuk client yaitu Softphone X-Lite.

1.6.3   Uji Coba

            Tahap ini adalah tahap akhir dari pembuatan VoIP yaitu dengan mencoba jaringan VoIP yang telah dibuat pada beberapa sampel client bersistem operasi Windows 7.

1.7        Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dari penulisan ini adalah :
1.   BAB I : PENDAHULUAN, yaitu berisi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sitematika Penulisan.
2.   BAB II : PEMBAHASAN, yaitu berisi tentang cara penginstalan perangkat lunak, software penunjang VoIP, cara menggunakan program VoIP pada Softphone X-Lite. Membahas prinsip kerja aplikasi, menjalankan aplikasi, konfigurasi dan hasil program yang telah dikerjakan serta analisa dari sistem yang sudah dibuat tentang prinsip kerja VoIP.
3.  BAB III : PENUTUP, yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran untuk keperluan penerapan maupun penulisan selanjutnya.


BAB II

PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN

2.1       Perancangan Jaringan VoIP

VoIP dapat ditempatkan pada berbagai topologi jaringan, untuk merancang sebuah topologi yang tepat pada jaringan VoIP terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: lokasi, jarak, dan biaya. Semua kemungkinan yang akan terjadi haruslah difikirkan oleh admin jaringan tersebut untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dalam perancangan jaringan VoIP sederhana, penulis menggunakan topologi vlan dengan menggunakan tiga buah perangkat keras (hardware), dimana satu unit laptop difungsikan sebagai server yang menggunakan asterisk, lalu satu perangkat handphone sebagai client dan sebuah jaringan wireless (modem).

2.2       Flowchart Jaringan VoIP

Untuk mempermudah penjelasan dari proses call, flowchart pada gambar dibawah menjelaskan bagaimana langkah-langkah untuk menghubungi user yang lain.
Gambar 3.1 :Flowchart Proses Call
Pertama-tama tentukan dahulu protokol apa yang akan digunakan, di sini menggunakan protokol SIP. Bila memilih SIP maka menggunakan softphone X-Lite. Kemudian adalah pengisian account pada masing-masing softphone, jika sesuai dengan database pada server VoIP maka user tersebut telah berhasil melakukan registrasi, sebaliknya jika salah maka akan timbul peringatan error pada layar softphone dan user tersebut harus melakukan pengisian account kembali sampai data tersebut sesuai dengan data yang ada pada server VoIP.
Setelah berhasil melakukan registrasi maka softphone siap untuk digunakan untuk menghubungi user lainnya. Implement merupakan tahap dimana hasil analisa dan perencaan yang telah dibuat diterapkan, tahapan ini meliputi instalasi, konfigurasi terhadap rancangan topologi yang sudah di buat. Setelah itu memasuki tahapanOperate dimana dalam tahapan ini dilakukan pengujian sesuai dengan parameter.

2.3       Instalasi, Konfigurasi Server dan Client Jaringan VoIP

Implementasi sederhana yang dapat dilakukan dari aplikasi VoIP adalah melakukan komunikasi antar komputer menggunakan softphone dan headset yang dilengkapi dengan mikrofon dan speaker.
  1. Langkah selanjutnya adalah konfigurasi asterisk pada debian, yaitu kita akan menambahkan user/account dari server voip yang kita gunakan. Untuk melakukan konfigurasi dan menambahkan account ketikan perintah nano /etc/asterisk/sip.conf.
Gambar 3.25 :Konfigurasi Asterisk
  1. Kemudian kita akan menambahkan extension dari user/account yang sudah kita buat. Untuk menambahkan extension lakukan konfigurasi pada file nano /etc/asterisk/extension.conf.
Gambar 3.26 :Konfigurasi Exten di Asterisk
  1. Setelah melakukan konfigurasi langkah terakhir yaitu melakukan restart pada packet yang kita konfigurasi, agar konfigurasi yang kita lakukan terupdate/sukses. Untuk melakukan restart packet asterisk ketikan perintah service asterisk restart.
Gambar 3.27 :Restart Asterisk

2.3.1    Konfigurasi Asterisk Pada Debian (Client)

1       Konfigurasi X-Lite, pada tahap ini akan dilanjutkan bagaimana cara untuk melakukan konfigurasi X-Lite yang telah terinstall pada komputer. Buka program X-Lite, setelah itu tekan tombol Account Setting. Isi konfigurasi User SIP Extensions seperti berikut , setelah itu tekan tombol OK
 
Gambar 3.31 :Konfgurasi X-Lite Client
Keterangan :
·       Account name : SIP Extension yang dibuat.
·       User ID : Sama Seperti Account name, digunakan untuk Registration.
·       Domain : Alamat IP Address.
·       Password : Secret SIP Extension yang dibuat.
·       Display name : Sama seperti Account name
·       Authorization name : Sama Seperti Account name
2       Apabila registration berhasil maka akan muncul keterangan “Account enabled". The Phone is ready” dan X-Lite dapat digunakan untuk melakukan panggilan.
https://help.briker.org/v/2.0/id/contoh_konfigurasi/xlite-yealinkt20p/xlite-6.png
Gambar 3.32 :X-Lite Siap Digunakan

2.4       Pengujian Jaringan VoIP

Pengujian ini bertujuan untuk melihat kehandalan komunikasi antar user, dimana tiga client di satu jaringan dengan server VoIPnya yang digunakan pada sistem berupa softphone. Tiga buah client  memiliki ID dan nama client, setiap client dapat saling melakukan panggilan dengan memasukan nomor account dari masing-masing client yang akan dihubungi. Berikut ini adalah tabel client yang sudah ditambahkan pada server VoIP beserta keterangan pemakaian setiap user pada komponen hardware-nya beserta jalur koneksi yang digunakannya.
No
Nomer Client
Nama Client
Keterangan
1
123
123
Laptop dengan softphone X-lite dan koneksinya menggunakan IP Lokal
2
234
234
Laptop dengan softphone X-lite dan koneksinya menggunakan modem
3
345
345
Laptop dengan softphone X-lite dan koneksinya menggunakan modem
Tabel 3.1 Daftar client

Setelah melakukan pengujian panggilan pada client hasil dari pembahasan pengujian tersebut adalah:
1.     Pengujian Client
a.      VoIP Client sudah terinstal dengan benar, dikarenakan program VoIP Client  yaitu X-Lite 3 (Softphone) bisa dijalankan dan dikonfigurasi.
b.     VoIP Client sudah ter-register ke server, dikarenakan softphone akan muncul username dan status ready lalu softphone bisa melakukan panggilan dan menerima panggilan.
2.     Pengujian Panggilan antar Client
a.      Untuk pengujian panggilan antar client dilakukakan beberapa panggilan
b.     Untuk pengujian Delay Jitter dan Packet Loss.

2.5       Hasil dan Pembahasan Jaringan VoIP

Pada sistem yang telah diimplementasikan, dilakukan beberapa pengujian untuk melihat apakah sistem berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengujian parameter-parameter yang mempengaruhi adalah Quality of Service (QoS), beberapa parameter yang mempengaruhi QoS yaitu delay, jitter, dan packetloss diuji dengan standar ITU-T :
1.          Delay - Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung dari saat pengiriman oleh transmitter sampai saat diterima oleh receiver. Standar maksimum delay yang direkomendasikan dalam Delay (harus ≤150 ms, ITU-T G.114)

Tabel 3.2 Kategori Besar Delay
Kategori

Besar Delay
Sangat Bagus

< 9 ms
Bagus

10 ms s/d 50 ms
Jelek

51 ms s/d 450 ms
Sangat Jelek

> 451 ms

2.          Jitter - Merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Standar maksimum Jitter harus ≤ 75 ms, ITU-T Y.1541
Tabel 3.3 Kategori Besar Jitter
Kategori
Besar Jitter
Sangat Bagus
0 ms
Bagus
1 ms s/d
75 ms
Jelek
76 ms s/d
125 ms
Sangat Jelek
> 126 ms

3.          Packet loss - Merupakan banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi ke tujuan. Berdasarkan Packet loss harus ≤ 5 %, ITU-T Y.1541

Status
Rata-rata
(Delay)
Rata-rata
(Jitter)
Rata-rata
(Packet Loss)
123 ke 234
Berhasil
20 ms
0.69 ms
60.29%
123 ke 345
Berhasil
22 ms
2.01 ms
0%
234 ke 345
Berhasil
19 ms
2.44 ms
0%
Tabel 3.4 Kategori Besar Packet Loss
Kategori
Besar Packet Loss
Sangat Bagus
0 %
Bagus
1 % s/d 5 %
Jelek
6 % s/d 15 %
Sangat Jelek
> 16 %

Tabel 3.5 Daftar Hasil Pengujian Panggilan

Dari tabel 3.5 diatas dapat dianalisis pengujian panggilannya sebagai berikut:
a.                          Pengujian Delay
Dari hasil pengujian panggilan dari nomor 123 ke 234 ataupun panggilan dari 123 ke 345 untuk nilai delay berbeda. Begitu juga pada saat panggilan call dari 234 ke 345 mengalami kenaikan dan penurunan nilai delay yang cukup signifikan. Tetapi nilai delay dari hasil keduanya masih menumenuhi nilai delay standar yang direkomendasikan oleh ITU yaitu dibawah 150 ms.
Perbedaan nilai rata-rata delay pada panggilan antar jaringan yang berbeda atau sama disebabkan oleh packetization delay yaitu waktu yang diperlukan untuk pembentukan paket IP dari source informasi (pengirim) dan  media transmisi seperti koneksi jaringan yang sangat berpengaruh dan juga besarnya bandwidth yang di pakai dari tiap jaringan.

b.                         Pengujian Jitter
Dari hasil pengujian panggilan dari nomor 123 ke nomor 234 ataupun panggilan dari nomor 123 ke nomor 345 dan panggilan dari 234 ke 345 panggilan yang diperoleh bahwa rata-rata jitter yang dihasilkan berbeda. Hal ini berarti bahwa dengan adanya traffic lain pada jaringan dan bandwidth juga sangat berpengaruh terhadap proses panggilan. Terlihat bahwa dari hasil pengujian dan perhitungan keseluruhan, penghasilkan jitter hampir sama yaitu mendekati 0 akan tetapi ketika panggilan antara nomer 234 ke 345  nilai jitter nya bertambah. Hal ini disebabkan proses komunikasi melewati background traffic berbeda pada jaringan yang di lalui paket SIP.

c.                          Pengujian Packet Loss
Pada semua komunikasi VoIP baik antar sesama jaringan maupun berbeda jaringan, packet loss yang dihasilkan hampir semua mendekati 0% dan ini memenuhi nilai standar yang direkomendasikan ITU 5 %. Walaupun melebihi standar, itu diakibatkan karena jaringan yang lambat bisa di karenakan bandwidth yang kecil atau banyaknya koneksi jaringan yang dipakai pada saat proses panggilan.



BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1       Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa VoIP adalah Protocol Teknologi yang menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung. Kualitas suara VoIP dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu kapasitas bandwidth, tingkat hilang paket dan waktu tunda yang terjadi di dalam jaringan.
Kapasitas bandwidth adalah ketersediaan sumber daya jaringan dalam bentuk lebar pita yang digunakan untuk mentransmisikan data paket. Tingkat hilang paket adalah parameter yang menyatakan besarnya laju kesalahan yang terjadi sepanjang jalur pengiriman data paket dari pengirim ke penerima. Waktu tunda adalah parameter yang menyatakan rentang waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket dari pengirim ke penerima.

3.2       Saran

Dengan segala potensi yang ada terutama sekali biaya yang relatif murah untuk percakapan jarak jauh, VoIP sangat berpotensi dikembangkan. Paradigma bahwa PSTN adalah inti dari jaringan suara harus dirubah bahwa telepon analog biasa adalah bagian dari IP Telephony, yang mengakibatkan perkembangan IPTelePhony akan jauh berkembang dengan pesat dibandingkan telepon analog biasa. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran



DAFTAR PUSTAKA

[1] Purbo, Onno W.2007.Cikal Bakal “Telkom Rakyat” (Panduan Lengkap Seting VoIP).
[2] Hidayat.2009.Teknologi  Voice over  Internet  Protocol  (VoIP) di  Indonesia.Palembang: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya.
[3] Lusiana, Wiwin.2009.Membangun Server VoIP Berbasis Asterisk dengan Sistem Operasi Ubuntu 9.04. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar